Saturday, September 21, 2013

How To Build Hydrolic Pressure Control and Monitoring

Salah satu pendukung penting dalam proses produksi adalah tersedianya unit mesin hidrolik dan pneumatic sebagai perkakas mesin penting dalam bagian proses produksi. Unit mesin ini bisa berbentuk mesin press, mesin roll, mesin sliding, dan banyak aplikasi mesin ini lainnya yang selalu ada dalam proses produksi.

Unit hydraulic dan pneumatic merupakan unit mesin dengan kombinasi beberapa komponen elektrik mekanik seperti saya akan bahas berikut :
1. Solenoid Valve
 
 
Merupakan perangkat unit mekanis yang banyak berfungsi sebagai actuator piston dalam solenoid valve. Solenoid valve digerakkan oleh sistem tegangan 24 Volt DC, 110 Volt AC atau 220 Volt AC tergantung kebutuhan. Pada saat tegangan diberikan pada coil solenoid valve maka piston akan bergerak dan membentuk fungsi aliran atau flow dari media ( oli atau angin ) untuk kemudian mengatur gerakan piston dan membentuk gerakan yang diinginkan.  Oleh karenanya sistem hidrolic dan pneumatic sangat berhubungan dengan sistem mekanik ( gerakan piston atau lainnya ) maka Solenoid Valve dirancang dalam Normally Open atau Normally Closed.
Pada instalasi solenoid, seringkali unit solenoid terhubung dengan sebuah unit PLC dan unit relay sebagai pengendali. Coba perhatikan instalasi berikut :


2. Hydraulic Pump .
Hydraulic Pump  merupakan unit yang akan memompa oli ke dalam unitunit solenoid valve. Satu unit pompa dan beberapa solenoid valve yang membentuk sistem hydraulic biasa juga disebut sebagai hydraulic pack. Dalam beberapa hal, sistem hidraulic bekerja dengan sistem tekanan yan g konstan, namun juga kadang bekerja atas sistem tekanan yang berubah sesuai dengan kerja mesin. Sistem dengan tekanan yang berubah ini biasanya melibatkan sistem PLC dan kontrol tekanan dan memerlukan kontrol kecepatan motor pompa. Dalam hal ini membutuhkan sebuah inverter sebagai pengendali kecepatan putaran pompa.


Sistem Kontrol Pressure / Tekanan pada Hydraulic Pneumatic 
Sistem pengaturan tekanan pada hydraulic pneumatic bisa dilakukan dengan cara manual dan cara otomatis. Cara manual dilakukan dengan mengatur "handle " dengan tangan baik untuk memperbesar atau memperkecil tekanan pada silencer atau solenoid valve. Sedangkan cara otomatis dilakukan dengan membuat sistem pengaturan flow dengan memanfaatkan aktifasi ON dan OFF solenoid valve yang dikendalikan oleh sebuah PLC. Sistem pengaturan tekanan otomatis juga bisa dilakukan dengan cara lain seperti pengaturan kecepatan pompa hydraulic atau kecepatan motor pompa.

Untuk mengendalikan tekanan secara otomatis biasanya dipasangkan sebuah sensor tekanan yang dipasangkan pada unit Hydraulic Penumatic yang berdiri sendiri atau terpasang sebagai sensor input ke PLC.

Sensor sebagai indikasi tekanan dapat dibaca secara langsung pada pressure gauge atau pada perangkat lain yang terhubung secara elektronic atau melalui PLC untuk ditampilkan ke sebuah komputer dalam bentuk sistem kontrol dan monitoring secara real time.

Indikasi Kebocoran Tekanan dan Sistem Monitor Tekanan

Accumulator merupakan tangki penyimpan tekanan ( gas ) yang berfungsi sebagai stabilator tekanan ( damper  tekanan ) pada saat tekanan sistem tidak stabil. Kebocoran pada tangki accumulator akan berdampak pada kestabilan tekanan dan berakibat ketidakstabilan tekanan ke unit-unit hydraulic system secara keseluruhan.

Salah satu solusi untuk mengetahui kebocoran pada unit hydraulic adalah dengan melihat indikator pressure gauge pada hydraulic pack unit. atau dengan test point pada unit yang terindikasi kebocoran. Atau dengan cara menambahkan pressure transmitter yang terhubung dengan PLC.

Pressure Transmitter dengan output 0-10 Vdc atau 4-20mA sebagai input analog PLC akan dipergunakan sebagai alarm indikator kebocoran tekanan dan sebagai safety sistem hydraulic. Indikator tekanan yang terukur oleh pressure trasmiter akan diubah dan pada akhirnya ditampilkan sebagai meter display pada meter analog atau pada layar monitor komputer.







1 comment: